Ada yang berbeda disalah satu sudut
Manggarai hari ini,30 November 2012. Tepat didepan pintu stasiun Manggarai
berdiri sebuah tenda yang digunakan untuk acara Sosial Enterpreneur. Konsep
Sosial Enterpreneur memang masih awam dikalangan masyarakat. Sosial Enterpreneur
atau yang lebih familiar didengar sebagai kewirausahaan sosial. Kewirausahaan
sosial adalah sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah sosial dengan
kewirausahaan melalui pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan Kewirausahaan Sosial ini bertemakan “Manggarai untuk Indonesia”. Konsep ini mengusung nilai bagaimana memberdayakan masyarakat Manggarai khususnya Ibu dan anak. “Sesuai dengan temaanya, kami ingin menmbantu menciptakan Manggarai Berkarakter, Manggarai Sehat, Manggarai Cerdas” Ungkap Alia Noor Anoviar, CEO Dream Delion. Dream Delion merupakan penggerak Kewirausaan Sosial Yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Ekonomi Univesitas Indonesia.
Kegiatan Kewirausahaan Sosial ini bertemakan “Manggarai untuk Indonesia”. Konsep ini mengusung nilai bagaimana memberdayakan masyarakat Manggarai khususnya Ibu dan anak. “Sesuai dengan temaanya, kami ingin menmbantu menciptakan Manggarai Berkarakter, Manggarai Sehat, Manggarai Cerdas” Ungkap Alia Noor Anoviar, CEO Dream Delion. Dream Delion merupakan penggerak Kewirausaan Sosial Yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Ekonomi Univesitas Indonesia.
Kegiatan yang menghadirkan Bapak
Masrizal Koto, salah seorang pengusaha Kewirausahaan Sosial yang telah menciptakan
700 Bank Petani di Sumatera Barat dengan
250 Miliar dana yang terkumpul, dan Ibu Dewi Meisari, akademisi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia yang aktif sebagai Konsultan Mikro Ekonomi pada
lembaga UKM Center, memiliki konsep yang sama antar pemateri dalam menjelaskan
Kewirausahaan Sosial. “Kewirausahaan Sosial adalah usaha untuk mensejahterakan
diri sendiri melalui pensejahteraan orang lain dengan dasar tanpa keterpaksaan,
sukarela.” Ungkap Mazrizal Koto. “Dan berdasarkan penerapan di Jakarta Timur
terlihat bahwa dari 30 orang biasanya hanya tersisa 3.” Dewi Meisari juga menambahkan.
Tujuan
awal Bank Petani yang dilakukan Masrizal Koto bertujuan untuk membantu petani di Bukit Tinggi yang
kesulitan dalam permasalahan pengelolaan keuangan dan modal, banyak petani yang
terlilit hutang kepada rentenir dan banyak petani yang tidak mampu
mengembangkan usaha karena tidak memiliki modal tambahan karena tidak mempunyai
link pada pihak peminjaman dan keengganan pihak peminjam(Bank) karena tidak ada
jaminan kemampuan petani untuk mengembalikan pinjaman. Bank Petani memberikan
solusi pada masalah yang muncul dikalangan Petani dengan konsep memberdayakan
petani melalui kepemilikan saham Petani dalam Bank Petani dan pemberdayaan anak petani sebagai pengurus Bank
Petani. “Bahkan saat ini kita sedang menerapkan konsep “Tabungan Ipad” sebagai
jawaban permasalaahan yang dihadapi anak petani untuk memiliki Ipad sebagai
penunjang pendidikan.
Beberapa konsep yang menarik dalam
pemaparan ini menjelaskan bahwa kewirausahaan Sosial tidak diukur dari berapa
besar perubahan pendapatan orang-orang yang terlibat atau sudah berapa kaya
seseorang dari usahanya dalam kewirausahaan sosial tetapi berhasilnya
kewirausahaan sosial dapat dilihat dari hal-hal kecil yang menunjukkan jiwa
kewirausahaan seperti munculnya rasa percaya diri atau penyebaran informasi dan
semangat kewirausahaan kepada masyarakat lain.”Percaya diri dan keinginan untuk
berkumpul dan bersosialisasi adalah beberapa bentuk keberhasilan Sosial
Enterpreneur” ujar Masrizal Koto.
Konsep
unik lainnya adalah bagaimana memulai Kewirausahaan Sosial. “Kewirausahaan
Sosial itu susah-susah gampang, susah ketika akan memulainya dan gampang ketika
kita mengetahui apa yang harus dilakukan”Begitulah kira-kira cara mengawali kewirausahaan
sosial yang dikemukakan Dewi Meisari. “Langkah Awal untuk melakukan sosial
Enterpreneur adalah mengenali kondisi lingkungan seperti pemahaman terhadap
pola perilaku masyarakat yang akan diberdayakan, pemahaman terhadap sejarah dan
masalah yang dihadapi masyarakat”Masrizal Koto menimpali konsep ini. Dalam
memulai Kewirausahan kita harus mampu sabar untuk mengenali perilaku masyarakat
yang menjadi sasaran Kewirausahaan sosial dan harus mampu menentukan metode
yang cocok untuk suatu kelompok tertentu.
Hal
sama juga ditemukan ketika mengawali Sosial Enterpreneur di Manggarai, Alia dan
teman-teman mendapat penolakan dari masyarakat Manggarai namun ketekunan dan
kesabaran untuk memberikan pemahaman Sosial Enterpreneur maka saat ini sudah
terangkul 26 orang Ibu-ibu Manggarai. Bentuk kewirausahaan yang saat ini dilakukan
adalah dalam pembuatan aksesoris dan tas cantik.Selain bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai cara untuk meningkatkan pendapatan serta
membiasakan Ibu-ibu manggarai untuk memiliki sifat Kewirausahaan yaitu, respon
terhadap masalah dan mampu menciptakan solusi segala permasalahan yang
dihadapi.
Kewirausahaan tidak hanya
mengatasi permasalahan ekonomi tetapi kewirausahaan sebagai bentuk
penyelesaiaan masalah sosial yang bermuara pada pemberdayaan bukan hanya
pembangunan.
"Manggarai Untuk Indonesia"
Report:
Bunga Chintia Utami
0 komentar:
Posting Komentar