Minggu, 02 Desember 2012

Sosial Enterpreneur


            Ada yang berbeda disalah satu sudut Manggarai hari ini,30 November 2012. Tepat didepan pintu stasiun Manggarai berdiri sebuah tenda yang digunakan untuk acara Sosial Enterpreneur. Konsep Sosial Enterpreneur memang masih awam dikalangan masyarakat. Sosial Enterpreneur atau yang lebih familiar didengar sebagai kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial adalah sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah sosial dengan kewirausahaan melalui pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan Kewirausahaan Sosial ini bertemakan “Manggarai untuk Indonesia”. Konsep ini mengusung nilai bagaimana memberdayakan masyarakat Manggarai khususnya Ibu dan anak. “Sesuai dengan temaanya, kami ingin menmbantu menciptakan Manggarai Berkarakter, Manggarai Sehat, Manggarai Cerdas” Ungkap Alia  Noor Anoviar, CEO Dream Delion. Dream Delion merupakan penggerak Kewirausaan Sosial Yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Ekonomi Univesitas Indonesia.
            Kegiatan yang menghadirkan Bapak Masrizal Koto, salah seorang pengusaha Kewirausahaan Sosial yang telah menciptakan 700 Bank Petani di Sumatera Barat  dengan 250 Miliar dana yang terkumpul, dan Ibu Dewi Meisari, akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang aktif sebagai Konsultan Mikro Ekonomi pada lembaga UKM Center, memiliki konsep yang sama antar pemateri dalam menjelaskan Kewirausahaan Sosial. “Kewirausahaan Sosial adalah usaha untuk mensejahterakan diri sendiri melalui pensejahteraan orang lain dengan dasar tanpa keterpaksaan, sukarela.” Ungkap Mazrizal Koto. “Dan berdasarkan penerapan di Jakarta Timur terlihat bahwa dari 30 orang biasanya hanya tersisa 3.” Dewi Meisari juga menambahkan.
Tujuan awal Bank Petani yang dilakukan Masrizal Koto bertujuan  untuk membantu petani di Bukit Tinggi yang kesulitan dalam permasalahan pengelolaan keuangan dan modal, banyak petani yang terlilit hutang kepada rentenir dan banyak petani yang tidak mampu mengembangkan usaha karena tidak memiliki modal tambahan karena tidak mempunyai link pada pihak peminjaman dan keengganan pihak peminjam(Bank) karena tidak ada jaminan kemampuan petani untuk mengembalikan pinjaman. Bank Petani memberikan solusi pada masalah yang muncul dikalangan Petani dengan konsep memberdayakan petani melalui kepemilikan saham Petani dalam Bank Petani dan  pemberdayaan anak petani sebagai pengurus Bank Petani. “Bahkan saat ini kita sedang menerapkan konsep “Tabungan Ipad” sebagai jawaban permasalaahan yang dihadapi anak petani untuk memiliki Ipad sebagai penunjang pendidikan.
            Beberapa konsep yang menarik dalam pemaparan ini menjelaskan bahwa kewirausahaan Sosial tidak diukur dari berapa besar perubahan pendapatan orang-orang yang terlibat atau sudah berapa kaya seseorang dari usahanya dalam kewirausahaan sosial tetapi berhasilnya kewirausahaan sosial dapat dilihat dari hal-hal kecil yang menunjukkan jiwa kewirausahaan seperti munculnya rasa percaya diri atau penyebaran informasi dan semangat kewirausahaan kepada masyarakat lain.”Percaya diri dan keinginan untuk berkumpul dan bersosialisasi adalah beberapa bentuk keberhasilan Sosial Enterpreneur” ujar Masrizal Koto.
Konsep unik lainnya adalah bagaimana memulai Kewirausahaan Sosial. “Kewirausahaan Sosial itu susah-susah gampang, susah ketika akan memulainya dan gampang ketika kita mengetahui apa yang harus dilakukan”Begitulah kira-kira cara mengawali kewirausahaan sosial yang dikemukakan Dewi Meisari. “Langkah Awal untuk melakukan sosial Enterpreneur adalah mengenali kondisi lingkungan seperti pemahaman terhadap pola perilaku masyarakat yang akan diberdayakan, pemahaman terhadap sejarah dan masalah yang dihadapi masyarakat”Masrizal Koto menimpali konsep ini. Dalam memulai Kewirausahan kita harus mampu sabar untuk mengenali perilaku masyarakat yang menjadi sasaran Kewirausahaan sosial dan harus mampu menentukan metode yang cocok untuk suatu kelompok tertentu.
  Hal sama juga ditemukan ketika mengawali Sosial Enterpreneur di Manggarai, Alia dan teman-teman mendapat penolakan dari masyarakat Manggarai namun ketekunan dan kesabaran untuk memberikan pemahaman Sosial Enterpreneur maka saat ini sudah terangkul 26 orang Ibu-ibu Manggarai. Bentuk kewirausahaan yang saat ini dilakukan adalah dalam pembuatan aksesoris dan tas cantik.Selain bertujuan untuk memberikan informasi mengenai cara untuk meningkatkan pendapatan serta membiasakan Ibu-ibu manggarai untuk memiliki sifat Kewirausahaan yaitu, respon terhadap masalah dan mampu menciptakan solusi segala permasalahan yang dihadapi.
Kewirausahaan tidak hanya mengatasi permasalahan ekonomi tetapi kewirausahaan sebagai bentuk penyelesaiaan masalah sosial yang bermuara pada pemberdayaan bukan hanya pembangunan.

"Manggarai Untuk Indonesia"
Report: Bunga Chintia Utami

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com