Penduduk adalah setiap warga negara yang
tinggal di daerah dalam waktu enam bulan atau lebih, tetapi ada keinginan untuk
menetap ( Tri Setiyaningsih, 2004:13 ). Komposisi penduduk dalam arti demografi
adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini
sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa mendatang. Misalnya suatu
negara terdapat penduduk umur tua (45 tahun lebih) lebih banyak, maka dapat
diharapkan negara tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah dan angka kematian
yang tinggi, sehingga mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang rendah. Demikian
pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, bisa
mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhannya.
Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pola keadaan sosial, ekonomi, dan
keluarga.
Demografi adalah uraian tentang
penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian, dan migrasi .
Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, dan
komposisi penduduk, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah dari waktu ke
waktu. (RiningsihSaladi, 1990:1)
Definisi
lainnya yaitu suatu daerah dalam wilayah negara yang ditandai oleh sejumlah
kepadatan penduduk minimal tertentu, kepadatan penduduk mana tercatat dan
teridentifikasi pada satuan pemukiman yang kompak.
Pengetahuan tentang kependudukan adalah
penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah baik di tingkat nasional
maupun daerah. Perencanaan-perencanaan yang berhubungan dengan pendidikan,
perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian, produksi
barang dan jasa, jalan, rumah sakit, pusat pertokoan,dan pusat-pusat rekreasi
akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan pada data kependudukan.
Apabila seseorang ingin mengetahui perkembangan
perekonomian suatu negara, maka dapat dilihat dari pertumbuhan lapangan kerja,
persentase penduduk yang ada di sektor pertanian, industri, dan jasa-jasa. (Tri
Setiyaningsih, 2004:12). Untuk melihat peningkatan standar kehidupan di suatu
negara dapat dilihat pada tingkat harapan hidup rata-rata penduduk, sebab tidak
ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup seseorang di negara tersebut.
Pengelompokan penduduk berdasarkan
ciri-ciri tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.
biologi : umur dan jenis kelamin,
b.
sosial : pendidikan dan status,
c.
ekonomi : jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, dan tingkat pendapatan,
d.
geografi : tempat tinggal, serta
e.
budaya : agama dan adat istiadat.
f.
Tempat tinggal, dikategorikan menjadi dua yaitu:
1. Desa,
adalah suatu kesatuan hukum yang dapat meliputi suatu masyarakat yang sendiri.
2. Kota,
adalah suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis,
sosial, ekonomi, politis, dan budaya yang terdapat disitu dalam hubungannya dan
pengaruh timbal balik dengan daerah lain. (Tri Setiyaningsih, 2004:14)
Orang yang
pertama mengemukakan teori mengenai penduduk ialah “Thomas Robert Malthus.
Dalam edisi pertamanya “Essay Population “ tahun 1798. Malthus mengemukakan
adanya dua persoalan pokok, yaitu bahwa bahan makanan adalah penting utnuk
kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan. Bertitik tolak dari
hal itu teori Malthus yang sangat terkenal yaitu bahwa berlipat gandanya
penduduk itu menurut deret ukur, sedangkan berlipat gandanya bahan makanan
menurut deret hitung, sehingga pada suatu saat akan timbul persoalan-persoalan
yang berhubungan dengan penduduk.
Tidak lama
setelah Malthus mengemukakan pendapatnya, timbullan kemudian bermacam-macam
teori/pandangan sebagai kritis atau sebagai perbandingan atas teori Malthus.
,misalnya saja pandangan yang mengemukakan bahwa pertambahan penduduk itu
merupakan hasil (resulta) dari keadaan sosial termasuk ekonomi, dimana orang
saling berhubungan dan terkenal sebagai teori sosial tentang pertambahan
penduduk.
Disamping itu
ada juga yang berpendapat bahwa manusia itu dalam kehidupannya terkait dengan
alam atau daerah dimana mereka hidup. Oleh karena itu penduduk dunia itu
bertambah karena kelahiran lebih besar dari kematian, sehingga tingkat kelahiran
lebih besar dari tingkat kematian. Ini disebabkan karena manusia sebagai mahluk
hidup akan selalu berusaha agar mempunyai keturunan dan memperjuangkan hidupnya
untuk dapat hidup panjang (berumur panjang) dan ini sering dikenal dengan teori
alam tentang pertumbuhan penduduk.
DINAMIKA PENDUDUK
Dinamika
penduduk menunjukkan adanya factor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang
disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain
karena adanya unsurr lahir, mati, datang dan pergi dari penduduk itu sendiri.
Karena keempat unsur tersebut maka pertambahan penduduk dapat dihutung dengan cara : pertambahan
penduduk = ( lahir – mati) + ( datang – pergi ). Pertambahan penduduk alami
karena diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian . Unsur penentu dalam
pertambahan penduduk adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
Fertilitas
adalah tingkat pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap
seribu penduduk dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari
kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran secara kasar,
sering disebut Crude birth Rate (CBR). Disamping CBR ini dapat juga kita
mencari tingkat kelahiran dari wanita umur tertentu yang disebut Age Specifica
Fertility Rare (ASFR), yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran dari tiap
seribu wanita dalam usia produktif (tertentu) dalam satu tahun.
Faktor kedua
mempengaruhi pertumbuhan penduduk ialah mortalitas atau tingkat kematian secara
kasar disebut Crude Date Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun perseribu
penduduk.Untuk memproyeksikan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut : Pn = (1 + r) n
x Po
Pn = jumlah
penduduk yang dicari pada tahun tertentu
(proyeksi penduduk)
r = tingkat
pertumbuhan penduduk dalam prosen
n = jumlah
dari tahun yang akan diketahui
Po = jumlah
penduduk yang diketahui apa tahun dasar
Sebagai contoh :
Tahun 1961 jumlah penduduk Indonsia
96 juta, dengan tingkat pertambahan penduduk 2,4 5, berapa penduduk Indonesia
tahun 2001 ? Tahun 2001 penduduk Indonesia ( 1 + 2,4/100 ) 40 x 96 juta = 248
juta
KOMPOSISI
PENDUDUK
Di
Indonesia Sensus penduduk diadakan 10 tahun sekali oleh pemerintah, bukan hanya
menghitung jumlah penduduk saja tetapi juga mendata tentang umur penduduk,
jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan penduduk, jenis mata pencaharian dan
sebagainya. Kesemuanya ini menunjukkan susunan penduduk atau komposisi penduduk
dinegara kita pada tahun tersebut. Komposisi penduduk suatu Negara dapat dibagi
menurut komposisi tertentu, misalnya komposisi penduduk menurut umur, menurut
tingkat pendidikan, menurut pekerjaan dan sebagainya.
Dengan
mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, dapta
disusun/dibuat apa yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik susunan
penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu dalam bentuk
pyramid. Golongan laki-laki ada diseblah kiri dan perempuan disebelah kanan.
Garis aksisnya (vertical) menunjukkan interval umur dan gari horisontalnya
menunjukna jumlah atau prosentasi.
Berdasarkan
komposisinya piramida penduduk dibedakan atas :
-
Penduduk muda yaitu
penduduk dalam pertumbuhan, alasannya lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah
kelahiran lebih besar dari jumlah kematian
-
Bentuk piramida
stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia
seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduk
suatu Negara
-
Piramida penduduk tua,
yaitu piramida pendduk yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran, pyramid
ini menunjukkan bahwa penduduk usia muda jumlanya lebih kecil dibandingkan
dengan penduduk dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika ini berjalan terus
menerus memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini
angka kelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian.
PERSEBARAN PENDUDUK
Kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur untuk
tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka
sejak masa purba daerah sangat subur selalu menjadi perebutan manusia, sehingga
tidak salah lagi bahwa daerah yang subur ini kemungkinan besar terjadi kepadatan
penduduk. Sudah barang tentu hal semacam ini terjadi didaerah/Negara yang pola
hidup penduduknya masih bertani.
Daerah semacam inilah yang
kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan, daerah tempat pemerintahan,
daerah perdagangan dan sebagainya.. prinsip tempat tinggal mendekati tempat
bekerja yang secara langsung atau tidak, menimbulkan ketidakseimbangan penduduk
ditiap-tiap daerah. Sehingga terjadi daerah yang berpenduduk padat. Dari
prinsip itulah kemudian terjadi
perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
Seiring dengan hal tersebut
persebaran pendudukdi Indonesia lebih banyak terjadi urbanisasi dari pada
transmigrasi . Hal itu dikarenakan masih tertanamnya pola pikir masyarakat
bahwa didaerah perkotaan lebih menjanjikan kehidupan yang layak dan lapangan
pekerjaan serta nilai ketertarikan lainnya yang ada di kawasan perkotaan
sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Misalnya yang terjadi
di Jakarta yang setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah penduduk, itu berbeda
dengan didaerah pelosok dan di desa-desa.
Daftar
Pustaka
www.
google.com. Permasalahan Dan Agenda
Pembangunan Nasional Tahun 2004 – 2009.
www.
google.com. Pembangunan Kependudukan dan
Keluarga Kecil Berkualitas Serta Pemuda dan Olahraga
www.google.com. Penduduk,
Masyarakat dan kebudayaan. Diunduh pada 16 Maret 2009.
www.google.com. Masalah
Pokok Pembangunan :Pendudukan. Diunduh pada 16 Maret 2009.
0 komentar:
Posting Komentar