Senin, 30 Desember 2013

Prioritas Kebijakan Penanganan Masalah Kependudukan pada BKKBN ( Salahsatu rencana kajian tesis, MPKP FE UI )


Salah satu program Analisis Kemiskinan di Indonesia yang dikemukakan oleh Bank Dunia perwakilan Jakarta adalah mempelajari karakteristik kemiskinan di Indonesia. Bank Dunia berusaha untuk mengidentifikasikan apa yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi upaya penanggulangan kemiskinan, dan untuk memperjelas pilihan-pilihan apa saja yang tersedia untuk pemerintah dan lembaga-lembaga non-pemerintah dalam upaya untuk memperbaiki standar dan kualitas kehidupan masyarakat miskin.Permasalahan kemiskinan berkaitan dengan kependudukan. Apabila seseorang ingin mengetahui perkembangan perekonomian suatu negara, maka dapat dilihat dari pertumbuhan lapangan kerja, persentase penduduk yang ada di sektor pertanian, industri, dan jasa-jasa (Tri Setiyaningsih, 2004:12).
Kependudukan menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian khusus disetiap negara. Hal  itu menjadi perhatian khusus sebab apabila mengalami  tingkat pertumbuhan penduduk yang rendah maka menjadi permasalahan seperti SDM yang tidak tersedia seperti Namibia, Suriname, Islandia, Mauritania. Negara-negara tersebut hanya memiliki 2-3 jiwa/km2. Begitu juga sebaliknya, apabila  mengalami pertumbuhan yang pesat dan tidak terkontrol akan menjadi suatu permasalahan seperti ekonomi, lingkungan, dan anggaran. Negara yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi diantaranya Monaco, Vatican, Maladewa, Bahrai dan Singapura. Jumlah penduduk yang besar akan seiring dengan besarnya anggaran untuk kependudukan,  peningkatan masalah lingkungan seperti pengalihan lahan, peningkatan polusi tanah, air, maupun udara , ekplorasi ataupun eksploitasi besar-besaran terhadap lingkungan maupun sumber daya alam serta peningkatan pengangguran dan kemiskinan.
Indonesia mengalami kondisi kependudukan yang besar(nomor urut 3 terbesar didunia), tingkat/laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk Indonesia sejak tahun 1961 hingga 2010 menunjukkan terus mengalami peningkatan. Peningkatan yang terus terjadi dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 1. Rata-rata  Penduduk Indonesia per km2 tahun 1961-2010 (dalam juta jiwa)

Sumber: Worldbank (Kepadatan penduduk aritmatik , adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km²)
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 1961 terdapat kurang dari 60 juta jiwa penduduk Indonesia. Perkembangan kependudukan tahun 2013 seperti yang dikemukakan bapak Fasli Jalal(Kepala BKKBN) pada pembukaan Parenting Education Dalam Rangka Hari Anak Nasional Tahun 2013 (17/7) di Auditorium BKKBN Jakarta Timur, adalah hampir mencapai 250 juta jiwa.
Masalah kependudukan merupakan masalah bagi semua stakeholder khususnya pemerintah. Hal itu mengingat bahwa pemerintah sebagai penyelenggara negara dan diberi kekuasaan untuk mengatur aktifitas didalamnya untuk kepentingan orang banyak. Dalam mengatasi permasalahan kependudukan maka pemerintah Indonesia membuat sebuah program yang berfokus pada penciptaan keluarga berkualitas yang disebut dengan program Keluarga Berencana. Pada tahun 1970, pemerintah menyadari pentingnya suatu lembaga/badan yang mengelola program keluarga berencana maka melalui surat Keputusan Presiden RI Nomor 8 dibentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Program Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu program pemerintah yang diatur dalam Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunana Keluarga Sejahtera yang disempurnakan kembali pada Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Menurut BKKBN seperti yang disampaikan oleh Drs Subagyo MA bahwa jumlah penduduk Indonesia sekitar 237,6 juta jiwa, yang berarti telah melebihi 3,4 juta dari proyeksi sebesar 234,2 juta jiwa. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) periode tahun 2000-2010 sebesar 1,49% meningkat dibandingkan dengan LPP periode tahun 1990-2000 yaitu 1,45%. LPP pada tahun 2014 diharapkan menurun menjadi 1,1 persen. Pertubuhan ril dan proyeksi dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
Grafik.1 Laju Pertumbuhan Penduduk 1971-2010

Sumber : BKKBN ( RAKERNAS Pembangunan KKB di Jakarta, 9 Februari 2012 )
Seiring dengan lajunya pertumbuhan penduduk Indonesia, beberapa data menunjukkan bahwa kemiskinan erat kaitannya dengan jumlah anggota keluarga yang besar. World Bank dalam Jurnal Era Baru Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia 2010 menjelaskan bahwa rumah tangga miskin memiliki jumlah anggota keluarga yang lebih besar. Jumlah rata-rata anggota rumah tangga miskin adalah 5,4 anggota dibandingkan jumlah anggota rumah tangga bukan miskin sebesar 4,3 anggota. Dengan demikian, jumlah anggota rumah tangga miskin 1 kali lebih banyak dari jumlah anggota rumah tangga bukan miskin. Rumah tangga dengan jumlah anggota 5 orang atau lebih memiliki kemungkinan menjadi miskin 2,7 kali lebih besar daripada rumah tangga dengan jumlah anggota yang lebih sedikit. Perbedaan dalam hal jumlah anggota keluarga umumnya disebabkan tingkat kelahiran yang lebih tinggi pada kalangan penduduk miskin. Jumlah rata-rata anak berusia di bawah 18 tahun pada rumah tangga miskin adalah 2,6, sementara pada rumah tangga tidak miskin hanya 1,6 .
Saat ini, ada beberapa program yang dilakukan oleh BKKBN seperti program pengendalian kependudukan,  program KB-KR ,program KS-PK , program ADPIN , program pelatihan dan pengembangan, serta  program dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya. Namun setiap lembaga mengalami masalah sama yaitu keterbatasan angggran,  keterbatasan SDM dan rendahnya respon dari kelompok sasaran. Sehingga dengan keterbatasan yang ada maka diperlukan prioritas kebijakan. 
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisa Hirarcy Process. Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. AHP merupakan Proses pengambilan keputusan pada dasarnya berupa memilih suatu alternatif dari sekian banyak alternatif berdasarkan sejumlah kriteria dari suatu permasalahan . Proses pengambilan keputusan  dapat dibangun atau ditelusuri dengan logika hirarki. Aplikasi AHP dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah, antara lain menentukan prioritas, memilih berbagai alternatif kebijaksanaan, Analisis manfaat biaya, Konflik/game theory serta model Perencanaan
Hirarki adalah alat yang paling mudah untuk memahami masalah yang kompleks, dimana masalah tersebut diuraikan ke dalam elemen-elemen yang terkait, dan menyusun elemen-elemen secara hirarkis. Penyusunan elemen ke dalam kelompok yang homogen, dan menyusun kelompok elemen ke dalam hirarki yang tepat. Ada beberapa bentuk hirarki yaitu linear dan non linear. Linier atau satu arah: elemen terpenting diletakkan paling atas, paling tidak penting dan “dependen” paling bawah; Suatu level mempengaruhi level bagian bawahnya; elemen bagian bawah tidak mempengaruhi bagian atasnya. Non linier yaitu hubungan antara level tidak satu arah.
Peralatan utama model AHP adalah hirarki fungsional, dan persepsi manusia. Hirarki fungsional memuat suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kelompok-kelompok tersebut ditata menjadi sebuah hirarki Persepsi Manusia, diperoleh dari  persepsi manusia expert atau pakar atau ahli. Expert: orang mengerti dg benar permasalahan yang diajukan, memiliki kepentingan akan masalah tersebut, dan merasakan akibat dari masalah tsb. Persepsi bersifat kualitatif , menangkap faktor intuisi dan logika kuantitatif.   Jadi AHP dapat dikatakan sbg suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif.

Kerangka Berfikir :



0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com