Rabu, 25 September 2013

Review Menuju Paradigma Baru Untuk Pembangunan : Strategi, Kebijakan, dan Proses ( Joseph Stiglitz )


Perencanaan Dalam Pembangunan Ekonomi

Ide dalam jurnal ini didorong oleh pandangan yang menjelaskan bahwa dasar dalam rekomendasi kebijakan yang akhir-akhir ini digunakan perlu dilakukan perubahan sehingga tidak hanya berfokus pada stabilitas harga daripada output dan pertumbuhan ekonomi. Saya setuju dengan pendapat yang dikemukakan tersebut sebab dalam merekomendasikan kebijakan tiga factor yatu stabilitas harga , pertumbuhan ekonomi dan output saling berkaitan. Keterkaitan yang terjadi juga bersifat komplek misalnya ketika berfokus pada stabilitas harga maka output barang dan jasa harus diperhatikan sebab apabila barang/jasa yang diproduksi terlalu banyak dan menyebabkan barang yang ada melebihi keutuhan maka menyebabkan harga naik. Kenaikan harga tersebut akan mempengaruhi stabilitas harga barang/jasa tersebut. Disisi lain output yang rendah menunjukkan  kecilnya daya beli masyarakat yang berimplikasi pada harga meningkat.

Paradigma yang ditawarkan untuk melakukan pembangunan adalah konsep pembangunan yang lebih luas. Pembangunan dijelaskan sebagai sebuah perubahan dari pola tradisional ke modern. Perubahan yang terjadi meliputi segala aspek mulai dari pola pikir, cara dan tujuan serta perubahan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sehingga konsep pembangunan bukan tujuan akhir melainkan pembangunan adalah cara untuk mencapai tujuan lain. Saya setuju dengan konsep tersebut sebab dengan melakukan pembangunan( perubahan) maka kita dapat mencapai tujuan yaitu kesejahteraan. Konsep pembangunan ini menitik beratkan adanya pertimbangan keadaan Negara dan peran pemerintah dalam pembangunan. Hal itu berdasarkan beberapa sejarah yang menyebutkan bahwa upaya pembangunan yang sukses di Amerika Serikat dan negara-negara lain melibatkan peran aktif pemerintah, banyak masyarakat dalam dekade sebelum keterlibatan pemerintah mengalami kegagalan/gangguan, adanya ekonomi kapitalis sebelum adanya keterlibatan pemerintah menyebabkan tingginya tingkat ketidakstabilan ekonomi, luasnya masalah sosial / ekonomi masalah, serta besarnya jumlah usia yang tidak terampil yang diabaikan di sebuah negara. Sehingga hal tersebut menunjukkan adanya kegagalan pasar dalam menciptakan kestabilannya sendiri.
Dalam paradigma menjelaskan bagaimana peran pemerintah dan demokrasi seharusnya  mampu menciptakan efisiensi dan kestabilan harga yang terdesentralisasi melalui kelembagaan ekonomi yang dibentuk pemerintah. Keberhasilan pengembangan paradigm ini dapat disertai dengan pengurangan kemiskinan, perbaikan luas dalam standar hidup, dan bahkan proses demokratisasi di Asia Timur. Dalam kebanyakan kasus, pemerintah memainkan peran besar dalam  kebijakan makroekonomi yang stabil, tetapi yang lain diabaikan. Sebagai contoh, daripada privatisasi, pemerintah fokus pada beberapa pabrik baja yang sangat produktif, dan kebijakan industri untuk mempromosikan sektor-sektor tertentu. Pemerintah campur tangan dalam perdagangan, meskipun lebih untuk mempromosikan ekspor daripada menghambat impor tertentu. Dan pemerintah meregulasi pasar keuangan, terlibat dalam pengekangan keuangan ringan, menurunkan suku bunga dan meningkatkan profitabilitas bank dan perusahaan (sebagai lawan penindasan keuangan, yang menghasilkan negatif suku bunga riil.)  Melalui Lembaga keuangan seharusnya pemerintah dapat memberikan peran penting dalam pembangunan  melalui memberikan pinjaman tetapi disisi lain kelemahan dari pendakatan ini yaitu besarnya pengharapan kepada kreditu/peminjam. Peminjam bias berasala dari lokal maupun asing. Sedangkan peminjam akan senang memberikan pinjaman pada Negara-negara yang dianggap cukup stabil baik dari segi ekonomi maupun keamanan, sosial dan politik Negara tersebut. Sehingga hal itu akan lebih sulit diterapkan untuk Negara-negara yang masih tergolong “Negara Prihatin”(Negara miskin yang memiliki kekacauan politik maupun keamanan) untuk mulai melakukan perubahan(pembangunan) melalui pembentukan lembaga keuangan.
Strategi pengembangan baru yang dikemukakan dalam paradigm ini memfokuskan pengembangan transformasi masyarakat sebagai tujuan intinya. Strategi pembangunan baru tidak hanya akan meningkatkan PDB per kapita, tetapi juga standar hidup, sebagaimana dibuktikan oleh standar kesehatan dan keaksaraan. Paradigma ini meliputi beberapa hal yaitu strategi pembangunan, mengapa bias terjadi perbedaan dari rencana,  pentingnya partisipasi dan kepemilikan. Korporasi telah semakin menemukan strategi perusahaan dari penggunaan dalam membimbing pemikiran mereka dan investasi jangka panjang.
Sebuah strategi pembangunan menjelaskan mengenai perlunya ditetapkan visi transformasi, apa masyarakat akan sama seperti sepuluh sampai dua puluh tahun dari sekarang. Visi ini dapat merangkul tujuan kuantitatif , pandangan transformasi lembaga, penciptaan modal sosial baru dan kapasitas baru, dalam beberapa kasus untuk menggantikan lembaga tradisional yang pasti akan melemah dalam proses pembangunan. Dalam kasus lain, lembaga baru akan berisi di dalamnya unsur-unsur yang lama, akan ada proses evolusi dan adaptasi. Strategi pembangunan bukan hal yang kaku(blue print) melainkan dokumen hidup: perlu diatur bagaimana itu harus dibuat, direvisi, dan diadopsi, proses partisipasi, sarana yang kepemilikan dan konsensus yang akan diperoleh, bagaimana detail akan keluar. Strategi pembangunann harus didasarkan skala prioritas berdasarkan ketepatan kebutuhan, waktu dan kelompok sasaran.

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com