Perencanaan Dalam
Pembangunan Ekonomi
Ide
dalam jurnal ini didorong oleh pandangan yang menjelaskan bahwa dasar dalam rekomendasi
kebijakan yang akhir-akhir ini digunakan perlu dilakukan perubahan sehingga
tidak hanya berfokus pada stabilitas harga daripada output dan pertumbuhan
ekonomi. Saya setuju dengan pendapat yang dikemukakan tersebut sebab dalam
merekomendasikan kebijakan tiga factor yatu stabilitas harga , pertumbuhan
ekonomi dan output saling berkaitan. Keterkaitan yang terjadi juga bersifat
komplek misalnya ketika berfokus pada stabilitas harga maka output barang dan
jasa harus diperhatikan sebab apabila barang/jasa yang diproduksi terlalu
banyak dan menyebabkan barang yang ada melebihi keutuhan maka menyebabkan harga
naik. Kenaikan harga tersebut akan mempengaruhi stabilitas harga barang/jasa
tersebut. Disisi lain output yang rendah menunjukkan kecilnya daya beli masyarakat yang berimplikasi
pada harga meningkat.
Paradigma
yang ditawarkan untuk melakukan pembangunan adalah konsep pembangunan yang
lebih luas. Pembangunan dijelaskan sebagai sebuah perubahan dari pola
tradisional ke modern. Perubahan yang terjadi meliputi segala aspek mulai dari
pola pikir, cara dan tujuan serta perubahan digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Sehingga konsep pembangunan bukan tujuan akhir melainkan pembangunan
adalah cara untuk mencapai tujuan lain. Saya setuju dengan konsep tersebut
sebab dengan melakukan pembangunan( perubahan) maka kita dapat mencapai tujuan
yaitu kesejahteraan. Konsep pembangunan ini menitik beratkan adanya
pertimbangan keadaan Negara dan peran pemerintah dalam pembangunan. Hal itu
berdasarkan beberapa sejarah yang menyebutkan bahwa upaya pembangunan yang sukses di
Amerika Serikat dan negara-negara lain melibatkan peran aktif pemerintah,
banyak masyarakat dalam dekade sebelum keterlibatan pemerintah mengalami
kegagalan/gangguan, adanya ekonomi kapitalis sebelum adanya keterlibatan
pemerintah menyebabkan tingginya tingkat ketidakstabilan ekonomi, luasnya
masalah sosial / ekonomi masalah, serta besarnya jumlah usia yang tidak
terampil yang diabaikan di sebuah negara. Sehingga hal tersebut menunjukkan
adanya kegagalan pasar dalam menciptakan kestabilannya sendiri.
Dalam paradigma menjelaskan
bagaimana peran pemerintah dan demokrasi seharusnya mampu menciptakan efisiensi dan kestabilan
harga yang terdesentralisasi melalui kelembagaan ekonomi yang dibentuk
pemerintah. Keberhasilan pengembangan paradigm ini dapat disertai dengan
pengurangan kemiskinan, perbaikan luas dalam standar hidup, dan bahkan proses
demokratisasi di Asia Timur. Dalam kebanyakan kasus, pemerintah memainkan peran
besar dalam kebijakan makroekonomi yang
stabil, tetapi yang lain diabaikan. Sebagai contoh, daripada privatisasi,
pemerintah fokus pada beberapa pabrik baja yang sangat produktif, dan kebijakan
industri untuk mempromosikan sektor-sektor tertentu. Pemerintah campur tangan
dalam perdagangan, meskipun lebih untuk mempromosikan ekspor daripada
menghambat impor tertentu. Dan pemerintah meregulasi pasar keuangan, terlibat
dalam pengekangan keuangan ringan, menurunkan suku bunga dan meningkatkan
profitabilitas bank dan perusahaan (sebagai lawan penindasan keuangan, yang
menghasilkan negatif suku bunga riil.) Melalui
Lembaga keuangan seharusnya pemerintah dapat memberikan peran penting dalam
pembangunan melalui memberikan pinjaman tetapi
disisi lain kelemahan dari pendakatan ini yaitu besarnya pengharapan kepada
kreditu/peminjam. Peminjam bias berasala dari lokal maupun asing. Sedangkan
peminjam akan senang memberikan pinjaman pada Negara-negara yang dianggap cukup
stabil baik dari segi ekonomi maupun keamanan, sosial dan politik Negara
tersebut. Sehingga hal itu akan lebih sulit diterapkan untuk Negara-negara yang
masih tergolong “Negara Prihatin”(Negara miskin yang memiliki kekacauan politik
maupun keamanan) untuk mulai melakukan perubahan(pembangunan) melalui
pembentukan lembaga keuangan.
Strategi pengembangan baru yang
dikemukakan dalam paradigm ini memfokuskan pengembangan transformasi masyarakat
sebagai tujuan intinya. Strategi pembangunan baru tidak hanya akan meningkatkan
PDB per kapita, tetapi juga standar hidup, sebagaimana dibuktikan oleh standar
kesehatan dan keaksaraan. Paradigma ini meliputi beberapa hal yaitu strategi
pembangunan, mengapa bias terjadi perbedaan dari rencana, pentingnya partisipasi dan kepemilikan. Korporasi
telah semakin menemukan strategi perusahaan dari penggunaan dalam membimbing
pemikiran mereka dan investasi jangka panjang.
Sebuah strategi pembangunan menjelaskan
mengenai perlunya ditetapkan visi transformasi, apa masyarakat akan sama seperti
sepuluh sampai dua puluh tahun dari sekarang. Visi ini dapat merangkul tujuan
kuantitatif , pandangan transformasi lembaga, penciptaan modal sosial baru dan
kapasitas baru, dalam beberapa kasus untuk menggantikan lembaga tradisional
yang pasti akan melemah dalam proses pembangunan. Dalam kasus lain, lembaga
baru akan berisi di dalamnya unsur-unsur yang lama, akan ada proses evolusi dan
adaptasi. Strategi pembangunan bukan hal yang kaku(blue print) melainkan dokumen
hidup: perlu diatur bagaimana itu harus dibuat, direvisi, dan diadopsi, proses partisipasi,
sarana yang kepemilikan dan konsensus yang akan diperoleh, bagaimana detail
akan keluar. Strategi pembangunann harus didasarkan skala prioritas berdasarkan
ketepatan kebutuhan, waktu dan kelompok sasaran.
0 komentar:
Posting Komentar